Alhamdulillah tahun pelajaran tahun ini di amanahi di kelas 1 lagi. Senang sedih itu itu tergantung ketika dalam menghadapinya, bagiku di kelas 1 merupakan tantangan yang luar biasa dimana kita harus mengkondisikan anak-anak dari TK menuju SD. di awal-awal masih banyak yang harus dikondisikan, belum bisa ditinggal orang tuanya, masih menangis, harus tarik menarik, masih seperti anak TK, dll. itulah bahagianya di kelas 1. Bagi sebagian teman guru, di kelas 1 itu merupakan beban tersendiri karena memang jadi guru kelas 1 g bisa kemana-mana harus standby di kelas mengawasi. Berat???? itu dulu yang kurasakan ketika pertama kali di kelas 1. Sekarang???? alhamdulillah sudah bahagia di kelas 1. Walaupun kadang ada yang eek di celana, pipis di celana...itung-itung belajar menjadi seorang ibu ^_~. Pokoknya disyukuri dan dinikmati saja.....
Jumat, 11 September 2015
Kamis, 05 Maret 2015
Kuatkan Hatimu Nak.....
Hari ini pelajarannya mengenai identitas diri dan keluarga,
sejauh mana anak-anak kelas 1 mengenal dirinya sendiri dan keluarga intinya.
Dengan ku awali memberikan contoh identitas diri dan keluarga yang ku gambarkan
di papan tulis. Anak-anak pun mulai paham dan bisa membuat identitas diri dan
keluarga mereka masing-masing. Saat ku cek satu per satu, ada satu anak yang
membuatku selalu penasaran dengannya. Sambil mengecek aku mengobrol ringan
dengan anak tersebut. Ku tanya kan satu per satu yang nama-nama yang dituliskan
di bukunya. Dengan sangat polosnya dia menceritakan keluarganya panjang lebar
kepadaku. Sambil menunjuk nama-nama saudaranya dia bercerita dengan semangat
“ini kakakku yang di Jakarta, ini yang sragen, ini yang di magelang…..”
Aku baru tau ternyata ayahnya sudah menikah sebanyak tiga
kali, setauku hanya dua kali. Istri yang pertama berada di Jakarta (kemungkinan
sudah pisah), anaknya tersebut memanggilnya dengan panggilan “tante”. Ketemunya
hanya pas liburan sekolah. Istri yang kedua berada di Sragen(sudah cerai), dia
memanggilnya dengan panggilan “mama” karena yang melahirkannya dan membesarkan
sampai TK. Aku pernah ketemu dengan mamanya sewaktu awal-awal masuk SD, beliau
menjenguk ke sekolah (karena memang sudah kesepakatan tidak menjenguk di
rumah). Kemudian istri ketiga berada di magelang, dia memanggilnya dengan
sebutan “ibu” karena masih menjadi istri ayahnya sampai sekarang walaupun
berada jauh di sana dan si anak tidak merasa dirawat oleh si ibu. Karena saat
aku tanya “yang paling kamu sayangi siapa mas?. Dia menjawab “yang ada di
Jakarta dan Sragen ust, karena mereka yang sudah merawatku. Kalo yang di
magelang belum pernah merawatku”.
Saat ku tanya semakin detail dia mau meneteskan air matanya.
Tapi karena dia anak yang kuat dan hebat dia berusaha menahan air matanya
keluar sambil mengusap-usap matanya. Aku salut dengan kekuatan hatinya, saat
ini dia tinggal bersama ayahnya dan keluarga budhenya. Sungguh backup keluarga
yang luar biasa sehingga dia tetap tegar menghadapi masalah yang harus diterima
walaupun dia masih kecil. Setelah mendengar ceritanya aku langsung bilang
“ Mas, nanti kalo kamu udah besar jangan seperti ayahmu ya…kalo punya istri cukup 1 aja ya”
Tanpa berkata apa-apa dia menganggukan kepala tanda
mengiyakan, aku g tau dia paham maksudku atau tidak. Karena dia hanya seorang
murid kelas 1 SD yang polos… semoga pesanku itu bisa membekas di dalam hatinya
dan mengingatkan sampai dewasa nanti.
Keluarga yang broken home memang yang tragis adalah nasib
anaknya, orang tuanya tidak pernah memikirkan perasaan anaknya hanya
mementingkan dirinya. Kebanyakan anak dari keluarga broken home mereka dari
tingkah lakunya susah di atur karena kekurangan kasih sayang. Seharusnya
keluarga besarlah yang mengbackup semua supaya anak bisa tumbuh dengan
semestinya dan tanpa kekurangan kasih sayang.
Anak didikku ini memang kemandiriannya teruji, saat dia
sakit selama 1 minggu di rumah ibunya tidak merawatnya karena ibunya punya anak
kecil yang g bisa ditinggal dan takut ketularan juga (sakit cacar air). Jadi
yang merawatnya ayah dan keluarga budhenya. Budhenya bercerita saat semua pada masuk
kerja, dia hanya di rumah sendirian karena di rumah tidak ada pembantu adanya
hanya orang yang menyeterika itupun datangnya jam 10an setelah selesai pulang.
Dia juga bisa menggoreng telur sendiri kalo tidak ada lauk.
Saat sakit dia juga manfaatkan untuk belajar. Jangan salah setiap aku tanya
“belajar sama siapa?”. Dia bilangnya “belajar sendiri ust..”. subhanallah,
jarang-jarang ada anak seperti ini. Banyak masalah yang seharusnya belum dia
tahu tapi dia bisa kuat dan tegar…
Ya Allah berilah dia kesabaran dan ketegaran dalam menjalani
kehidupannya. Dia masih sangat dini untuk tahu semua masalah dalam keluarganya,
kuatkan dia ya Allah. Semoga kelak dia menjadi anak yang sholeh, berbakti
kepada orang tuanya (termasuk ibu tirinya dan istri pertama ayahnya). Kuatkan
hatinya ya Allah dan semoga selalu istiqomah di jalanMu.. Berilah kemudahan
ilmu padanya ya Allah, semoga kelak dia menjadi orang yang sukses dan
bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa… amin….
I love u nak…..
Rabu, 25 Februari 2015
Permen Penertib Sholat
Permen penertib sholat??? emang ada ya????
Anak-anak kelas 1 ketika sholat baru mengkondisikan aja luar biasa hebohnya ada yang tendang-tendangan, ada yang menjahili temannya, ada yang asyik mainan dengan temannya, dan lain sebagainya... Apalagi ketika sholat, bisa-bisanya pas sholat ada yang nangis karena di injak kaki sama temannya. waduh.......harus cari akal biar anak-anak jadi tertib sholat. Ketika di loker ada permen, aha......ada ide...
Kadang aku lupa menyiapkan permen untuk anak-anak, karena ada yang sangat kreatif kadang ada yang tiba-tiba mendekati ku
Anak-anak kelas 1 ketika sholat baru mengkondisikan aja luar biasa hebohnya ada yang tendang-tendangan, ada yang menjahili temannya, ada yang asyik mainan dengan temannya, dan lain sebagainya... Apalagi ketika sholat, bisa-bisanya pas sholat ada yang nangis karena di injak kaki sama temannya. waduh.......harus cari akal biar anak-anak jadi tertib sholat. Ketika di loker ada permen, aha......ada ide...
"teman-teman akan ustadzah pilih 2 siswa yang terbaik dalam sholat. nanti akan ustadzah kasih permen"Nah, dengan jurus permen akhirnya banyak juga yang tertib, tapi tetep aja ada beberapa anak spesial yang sampai saat ini sholatnya tidak pernah tertib... tapi masih bisa di kendalikan.....
Kadang aku lupa menyiapkan permen untuk anak-anak, karena ada yang sangat kreatif kadang ada yang tiba-tiba mendekati ku
"ustadzah, ini ada permen buat yang tertib"subhanallah bisa-bisanya anak ini menyiapkan hadiah untuk temannya. tapi yang ngasih seperti ini dia yang jarang dapat hadiah jadi intinya dia pengen dapat hadiah tapi udah menyediakan sendiri hehehehehe
Inspirasi Pagi
Jadi tambah semangat nich, setelah baca pengalaman seorang Peneliti Pasar yang rela cuti demi ikut Kelas Inspirasi (Anies Baswedan)..... mereka hanya mengajar 1 hari di SD persiapannya luar biasa.... ini comment yang membuat aku ketawa hehehehe....
Pengalaman kelas inspirasi ini mengubah pandangan gua terhadap guru SD. Gua tau ngajar anak kecil susah, tapi gua ga pernah bayangin sesusah hari ini. Gua dan temen-temen lainnya mungkin cuma sehari, tapi guru SDnya kan tiap hari, dan mereka masih hidup. Sakti!Dan yang paling membuat aku semangat mengajar hari ini adalah surat Anies Baswedan yang ditujukan kepada peserta Kelas Inspirasi sebelum mereka terjun ke SD.... Ini isi suratnya
Gimana sangat super kan??????? sebuah motivasi yang sangat luar biasa dimana kita harus selalu menanamkan bibit semangat dan menumbuhkan mimpi pada anak-anak. Walaupun mereka ada yang pendiam dan tidak sedikit yang buandel, ya wajar anak SD.... mereka yang nantinya jadi orang-orang sukses....SEMANGAT MENGAJAR!!!!Saya menulis surat ini untuk menegaskan apresiasi kita semua atas kesediaan Anda menjadi sumber inspirasi besok.Saat briefing beberapa waktu yang lalu, kita bertemu dengan begitu banyak teman baru. Besok, saat Anda mendatangi sekolah, boleh jadi Anda merasa belum kenal dekat teman-teman yang bertugas bersama di sekolah itu. Tapi saya yakin bahwa sesungguhnya kita semua sudah sangat saling kenal. Anda dan teman-teman semua yang hadir di SD itu adalah anak-anak negeri yang di hatinya mengakar rasa cinta yg luar biasa kepada Indonesia kita.
Anda menyatakan siap ambil cuti, mau jadi guru sehari. Anda siap untuk repot-repot karena cintanya kepada bangsa ini.
Profesi bisa lain, sektor boleh beda tapi cinta kita kepada bangsa ini sama-sama dalam, tulus dan sepenuh hati. Itulah kesamaan identitas kita semua. Itulah kesamaan para pengajar Kelas Inspirasi ini. Cinta bangsa itulah yang membawa Anda pilih turun tangan, ikut mewarnai masa depan.
Besok Anda akan mengajar. Anda bersiap menyongsong anak-anak SD itu dan mereka pun menanti kedatangan Anda.
Datangi mereka dengan hati dan sepenuh hati. Peragakan cara Anda meraih keberhasilan, tunjukkan bahwa integritas, kompetensi, kerja keras, ketangguhan dan kemandirian adalah resep yang powerful. Izinkan mereka terpana, ajak mereka bermimpi, lepaskan imajinasi itu melangit, biarkan mata mereka berbinar melihat Anda dan mendengar cerita Anda.Ya, secara fisik Anda cuma beberapa jam di sekolah itu, tetapi inspirasi yang Anda tanamkan bisa hidup amat lama, bisa tumbuh amat kuat. Anda datang dengan hati, dan merekapun akan menerima Anda dengan hati. Kehadiran dengan hati itu sungguh dahsyat efeknya. Anda bisa menginspirasi mereka, yang efeknya amat panjang. Biarkan cerita Anda, wajah Anda, ketulusan Anda dan semangat Anda jadi bagian dari narasi mimpi mereka.
Semoga, suatu saat kelak, mereka jadi seseorang dan bercerita bahwa inspirasinya tumbuh saat Anda, kakak sebangsanya, datang ke sekolahnya. Biarkan mereka menyimpan cerita Anda sebagai bagian dari semangat memenangkan masa depannya.
Anak-anak memang perlu dirangsang untuk menerbangkan mimpinya amat tinggi, lalu lewat kerja keras yang cerdas dan doa yang tulus mereka diajak untuk -bukan cuma meraih mimpi- tapi diajak untuk melampaui mimpinya. Ya, ajaklah mereka untuk melampaui mimpinya...Anda -dan para guru di SD itu- akan bisa berkata kepada diri sendiri bahwa Anda bukan bagian dari yang menggerogoti bangsa apalagi merusak tatanan masa depan. Anda dan semua guru SD itu adalah bagian dari yang ikut menanamkan bibit masa depan yang lebih baik. Sekecil apapun bibit yang Anda rasa telah ditanamkan, ia bisa tumbuh amat besar dan melampaui dugaan kita.
Selamat bertugas, selamat menanamkan bibit semangat, selamat menumbuhkan mimpi. Pada anak-anak SD itu ada pantulan wajah masa depan Indonesia kita. Besok Anda akan jadi saksi awal dan jadi pewarna atas potret masa depan negeri kita. Di depan ruang kelas itu, setiap menit, setiap gerak dan setiap tutur Anda adalah pewarna masa depan itu. Warnailah masa depan itu dengan kecemerlangan.
Sekali lagi, selamat menginspirasi dan sampai jumpa dalam pertemuan hari Sabtu depan.
Salam hangat,Anies Baswedan
Selasa, 24 Februari 2015
Ketika Jilbab Lebarmu Mencetak Lekuk Tubuhmu
Seorang sahabat Muslimah menceritakan, di sebuah majelis ia bertemu
ummahat dan sedikit berbincang soal jilbab alias kerudung. Sampai
akhirnya beliau bertanya,”Dek, kamu suka pakai jilbab langsungan?”
Yang ia maksud dengan jilbab langsungan adalah kerudung bergo atau kerudung instan yang bisa langsung dipakai.
“Kadang, Mbak. Ganti-ganti, kenapa memangnya?”
“Mending pakai kerudung segi empat macam gini. Coba lihat ibu yang pakai jilbab ungu itu…,” beliau mulai menunjuk punggung seorang wanita berkerudung lebar sepaha tapi kemungkinan berbahan spandex atau jersey.
Yang ia maksud dengan jilbab langsungan adalah kerudung bergo atau kerudung instan yang bisa langsung dipakai.
“Kadang, Mbak. Ganti-ganti, kenapa memangnya?”
“Mending pakai kerudung segi empat macam gini. Coba lihat ibu yang pakai jilbab ungu itu…,” beliau mulai menunjuk punggung seorang wanita berkerudung lebar sepaha tapi kemungkinan berbahan spandex atau jersey.
“Oh…, nyeplak ya mbak?”
“Iya, saya sampai risih, Dek… Lihat, BH-nya sampai kelihatan banget, kan?”
“Iya sih, Mbak. Dulu sampai ada yang melarang akhwat pakai jersey atau spandex keluar rumah.”
“Memang, mending pakai segi empat dan bahan yang aman. Ya daripada pakai jilbab lebar dengan harapan aman, tapi malah memperlihatlan lekuk tubuh gitu..”
Dan memang sahabat Muslimah itu mengamati beberapa akhwat dengan kerudung model bergo tapi bahannya memperlihatkan lekuk tubuh hingga seperti ‘tanpa jilbab dan baju’.
Dalam kitab Jilbab Mar’ah Muslimah disebutkan bahwa jilbab disyaratkan harus terbuat dari kain yang tebal, sebab yang namanya menutup tidak akan terwujud, kecuali dengan bahan penutup yang tebal. Adapun bila kain penutup tadi tipis, maka hanya akan menambah daya tarik bagi si wanita yang mengenakannya atau malah menjadi perhiasan baginya.
Berkenaan hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menubuwahkan, “Pada akhir zaman nanti akan ada wanita-wanita dari kalanganumatku yang berpakaian, namun pada hakekatnya mereka telanjang.”
“Yang dimaksud oleh Nabi,” terang Ibnu Abdil Barr, “Adalah para wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup atau menyembunyikan tubuh yang sebenarnya. Mereka itu berpakaian, namun pada hakekatnya masih telanjang.”
Khalifah Umar bin Al Khathab pernah membagikan baju qibthiyah dari Mesir kepada orang-orang, kemudian berkata, “Jangan kalian pakaikan baju-baju ini kepada istri-istri kalian!”
Namun ada salah seorang yang menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, saya telah memakaikannya kepada istri saya, dan telah aku pandangi dari arah muka maupun belakang, yang ternyata pakaian tadi tidaklah tergolong pakaian tipis.”
Maka Umar menjawab, “Sekalipun tidak tipis, namun pakaian itu tetap menggambarkan (lekuk tubuh).”
Dalam sebuah atsar disebutkan, Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar mengunjungi Aisyah dengan mengenakan kerudung tipis yang masih menggambarkan keningnya. Lalu, Aisyah pun merobek kerudung yang dia pakai sambil berkata, “Apakah kau tidak tahu ayat yang telah diturunkan oleh Allah di dalam surat An-Nur?”
Kemudian ‘Aisyah mengambilkan kerudung lain yang tebal, lalu dipakaikan kepada keponakannya itu.
http://www.fimadani.com/ketika-jilbab-lebarmu-mencetak-lekuk-tubuhmu/“Iya, saya sampai risih, Dek… Lihat, BH-nya sampai kelihatan banget, kan?”
“Iya sih, Mbak. Dulu sampai ada yang melarang akhwat pakai jersey atau spandex keluar rumah.”
“Memang, mending pakai segi empat dan bahan yang aman. Ya daripada pakai jilbab lebar dengan harapan aman, tapi malah memperlihatlan lekuk tubuh gitu..”
Dan memang sahabat Muslimah itu mengamati beberapa akhwat dengan kerudung model bergo tapi bahannya memperlihatkan lekuk tubuh hingga seperti ‘tanpa jilbab dan baju’.
Dalam kitab Jilbab Mar’ah Muslimah disebutkan bahwa jilbab disyaratkan harus terbuat dari kain yang tebal, sebab yang namanya menutup tidak akan terwujud, kecuali dengan bahan penutup yang tebal. Adapun bila kain penutup tadi tipis, maka hanya akan menambah daya tarik bagi si wanita yang mengenakannya atau malah menjadi perhiasan baginya.
Berkenaan hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menubuwahkan, “Pada akhir zaman nanti akan ada wanita-wanita dari kalanganumatku yang berpakaian, namun pada hakekatnya mereka telanjang.”
“Yang dimaksud oleh Nabi,” terang Ibnu Abdil Barr, “Adalah para wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup atau menyembunyikan tubuh yang sebenarnya. Mereka itu berpakaian, namun pada hakekatnya masih telanjang.”
Khalifah Umar bin Al Khathab pernah membagikan baju qibthiyah dari Mesir kepada orang-orang, kemudian berkata, “Jangan kalian pakaikan baju-baju ini kepada istri-istri kalian!”
Namun ada salah seorang yang menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, saya telah memakaikannya kepada istri saya, dan telah aku pandangi dari arah muka maupun belakang, yang ternyata pakaian tadi tidaklah tergolong pakaian tipis.”
Maka Umar menjawab, “Sekalipun tidak tipis, namun pakaian itu tetap menggambarkan (lekuk tubuh).”
Dalam sebuah atsar disebutkan, Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar mengunjungi Aisyah dengan mengenakan kerudung tipis yang masih menggambarkan keningnya. Lalu, Aisyah pun merobek kerudung yang dia pakai sambil berkata, “Apakah kau tidak tahu ayat yang telah diturunkan oleh Allah di dalam surat An-Nur?”
Kemudian ‘Aisyah mengambilkan kerudung lain yang tebal, lalu dipakaikan kepada keponakannya itu.
Jumat, 02 Januari 2015
Selalu ada wisata hati dalam perjalanan kami
Libur semesteran ini membuat kami
tambah semangat, karena apa??? Liburnya tumben banyak bingit. Pekan pertama
udah libur 2 hari dan di pekan kedua liburan ada 5 hari menanti untuk
dimanfaatkan. Pekan pertama udah gagal untuk jalan bersama suami tercinta.
Pekan kedua g boleh gagal. Tempat liburan belum terbersit di benak kami, kami
masih bingung jalan-jalan ke mana ya yang dekat tapi tetap ada shilaturahimnya
dan sorenya bisa pulang ke rumah. Karena beberapa tempat terdekat sudah kami
kunjungi, pengennya sich tempat yang belum pernah dikunjungi (sok menjelajah
gitu J).
Alhamdulillah pagi yang cerah
menyambut (tepatnya 1 Januari 2015), sesegar senyum kami yang akan jalan berdua
(ehm ehm cie cie…). Jam sudah menunjukkan jam 8 kami belum juga menemukan ide
mau kemana, setelah usul ini itu akhirnya kami putuskan untuk ke daerah selatan
yaitu daerah Wonogiri. Bismillah kami berangkat ke Wonogiri, di jalan masih
bertanya-tanya dan berunding seru “MAU KEMANA KITA???”. Di jalan kita liat
kanan kiri, liat petunjuk arah barangkali ada tempat yang mengasyikkan kita
akan pergi kesana. Sampai di bendungan yang terkenal yaitu “Waduk Gajah
Mungkur” kita lewati begitu saja, g minat blas. Kita jalan terus….eit kok di
petunjuk arah ada tulisan gua apa gitu, karena hanya baca sekilas dan jalan
satu arah… akhirnya kami terus lagi nyari lagi barangkali ada tempat yang
menarik di hati kami.
Tepat mendekati lampu merah ada
petunjuk arah menuju pantai (ternyata di Wonogiri ada pantai ya baru tau
hehehehe) karena penasaran kita putuskan untuk ke pantai. Di petunjuk arah ada
3 pantai, semuanya asing menurut kami. Alhamdulillahnya arah pantainya hanya 1
arah mungkin pantainya saling berdekatan. Dengan penuh semangat dan senyum yang
lebar, kita langsung meluncur ke pantai. Akhirnya kami menemukan tujuan juga
hehehehehe. Dalam perjalanan ada yang membuat hati kita tertarik, di pinggir
jalan banyak kotak-kotak berjajar “ISINYA APA ITU YA???” loh kok ada lebah beterbangan
banyak di sekitar kotak. Kami pun berhenti dan bertanya kepada pemilik
kotak-kotak itu. “Pak, baru ngapain?” Tanya kami dengan wajah yang polos. “Ini
ternak lebah mas, saya baru memberi makan lebah-lebah ini karena ini belum
musimnya bunga” kata si bapak. Waw…ilmu mahal nich di jurusan peternakan pun g
ada ilmu perlebahan, kita pun tidak menyia-nyiakan untuk bertanya-tanya. Si
bapak kelahirannya Wonogiri tapi tinggalnya di Kendal. Nah, si bapak tidak
hanya ternak lebah saja di situ dia juga jualan madu harganya botol yang kecil
50ribu dan yang 1 botol besar seharga 100ribu. Si bapak selalu bertualang
kadang ke jawa timur kadang ke jawa barat dan tidak merasa berat untuk membawa kotak
ternak-ternaknya. Kotaknya banyak lo, mungkin 20an kotak ada. Dan di dalam 1
kotak lebahnya buanyak banget. Bapaknya dengan sabar menjelaskan pada kami, sambil
menunjukkan lebah-lebahnya. Kami dikasih tau mana yang namanya Propolis dan
Royal Jelly (kami sering mengkonsumsi propolis dalam bentuk cair, ternyata
aslinya Propolis dan Royal Jelly itu padat). Kami juga di kasih tau juga raja
dan ratunya lebah (raja dan ratunya gagah dan cantik hehehehe). Kami di rumah
juga punya lebah tapi hanya di kayu yang di belah tanpa kita beri makan,
biasanya lebahnya kan cari makan sendiri. Ternyata saat tidak ada bunga di
sekitarnya, lebah harus di beri makan, makanannya gula pasir. Di beri makan supaya
lebah-lebahnya tidak mati (ya iyalah manusia aja kalo g makan bisa mati).
Makanya madu asli ada yang agak pahit dan ada juga yang manis itu karena
tergantung yang di makan si lebah. Seperti kehidupan kita kalo makanan yang
kita makan tidak halal itu juga akan berpengaruh kepada perilaku kita. Kenapa
begitu penasarannya kepada lebah?? Why?? Karena lebah menghasilkan madu yang
insya Allah bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Karena begitu istimewanya
salah satu surat di dalam al Qur’an pun ada yang dengan nama lebah (An Nahl). Setelah kami merasa cukup
kami pamit, dan kami pun tertarik untuk ternak lebah seperti si bapak. Si bapak
ternyata merespon dengan baik, kalau ingin ternak bapaknya siap untuk menjadi
tutornya (TOP BGT kan???). Mudah-mudahan ada kesempatan untuk bertemu dan berkunjung
lagi serta belajar lebih banyak lagi. Sambil meninggalkan si bapak, sambil
tersenyum bahagia dalam hati kami berdoa “semoga si bapak selalu di beri
kesehatan dan dimudahkan rezekinya” amin….
Kami
melanjutkan perjalanan menuju pantai, berdasarkan arahan si bapak arah pantai
sekitar 20 km. Sambil membeli minum dan camilan kita pun bertanya-tanya tentang
arah pantai. Ketika di tanya “Pantai yang mana mb?”. Dengan wajah polos ku
jawab “Pantai apa ya pak, kami lupa namanya” (sambil senyum kecut sekecut jeruk) bolak balik kami asing dengan
nama pantainya jadi setiap liat tulisan arah pantai dan ditinggal ngobrol nama
pantai nya lupa lagi. Dengan PDnya bertanya lagi “Em..pantai yang dekat sini
pak? Kira-kira masih berapa km pak?”. Alhamdulillah dengan baiknya bapaknya
mengarahkan kalo di situ ada 2 pantai, dan dikasih saran juga kalo yang paling
lumayan bagus yang mana. Dari bertanya-tanya tadi kita putuskan ke pantai yang
di sarankan yaitu PANTAI NAMPU. Setelah melewati jalan halus…jalan rusak….jalan
agak halus….naik turun belok…jalan rusak…naik turun belok…jalan halus…jalan
agak rusak (kami tidak bertanya-tanya lagi karena di jalan mendekati pantai banyak
anak-anak Bantara yang mengarahkan kami). Hebat ya, yang lainnya aja pada
berlibur mereka dengan kerelaan hati dan berpanas-panasan membantu orang-orang
yang berlibur. Kita melewati tebing-tebing berbatu dan rumah-rumah yang suangat
sederhana. Sederhana disini bukan sederhana di desa atau kota kita. Miris
rasanya melihat kondisi perkampungan menuju pantai. Perkampungan satu dengan
yang lain jaraknya pun jauh. Semakin mendekati pantai perkampungannya semakin
sederhana. Satu kampung yang satu kampung dengan pantai, kondisinya
memprihatinkan. Rumah-rumah tipenya pendek dan temboknya pun bukan tembok yang
kuat dan kokoh tapi hanya dari asbes yang dipaku. Jadi tinggi rumah kebanyakan
hanya setinggi asbes. Asbes kalo di tempat kita biasanya buat atap di teras.
Ada satu dua rumah yang sudah di tembok itupun batanya masih kelihatan belum di
lepo (bahasa jawa). Jadi satu dusun
itu aku belum menjumpai satu rumah pun yang ada warnanya alias di cat. Ya Allah
lagi-lagi di sini hatiku tersentuh sungguh beruntungnya, walaupun aku juga
tinggal di desa tapi untuk akses kemana-mana aku mudah. Kalo butuh apa-apa juga
bisa mencari dengan mudah. Ini warung kecil aja aku g tau dimana. Ekonomi
mereka juga tingkat bawah, kebanyakan petani tapi lahan yang mereka tanami pun
kurang menguntungkan karena lahannya yang bebatuan, tanaman tidak subur. Untuk pendidikan
Sekolah Dasar aja jaraknya juga jauh. Apalagi SMP nya???? Entah dimana…mungkin
dari segi pendidikan mereka juga kurang. Karena di pantainya sepertinya g ada
mushola kami sholat ke masjid di dusun terdekat. Pertama yang kami tuju kamar
mandi, gayungnya bukan gayung seperti halnya kita di rumah tapi hanya batok
yang itupun sompil. Airnya harus ambil di tempat wudhu. Kondisinya tidak
terurus. Ketika masuk ke masjid aku agak shok, hai ini tempat wisata kok
masjidnya kayak gini???? Dalam masjid kuotor…ada 2 karpet yang di gelar
sepertinya jarang dipakai karena kotor kami harus membersihkan sebelum sholat.
Ketika ambil sajadah, waw…banyak nyamuk-nyamuk pada beterbangan. Ketika lihat
mimbarnya, mimbar sudah tua mungkin karena tidak punya biaya untuk mengecat
mimbarnya hanya di bungkus dengan kain (kalo di tempatku kain serbet yang buat
jagong). Ketika kami memegang kursi dan mimbar, waw….debunya tebal banget
mungkin masjid ini jarang dipakai. Sholat jum’at pun kayaknya juga jarang.
Tambah miris lagi ada dua orang pemuda yang juga ke masjid itu, dia bilang sama
rombongannya mau sholat. Ternyata hanya numpang ke kamar mandi lalu pergi
astaghfirullah……… semoga suatu saat dusun ini bisa berubah lebih baik. Walaupun
dusun ini membuat aku ngelus dodo terus,
di balik dusunnya ternyata menyimpan sebuah pemandangan yang sungguh
menakjubkan. Pantai yang indah menyegarkan mata kami yang memandang, udaranya
sejuk seolah menghapuskan kelelahan kami di perjalanan. Di pantai Nampu ada dua
bagian, yang bagian pertama pantainya panjang dan sempit ini yang paling banyak
dikunjungi, bagian yang kedua berupa cekungan pantainya agak lebar dikit tapi
pendek yang di sini hanya sedikit orangnya. Di sini g ada perahu karena
tempatnya tidak memungkinkan jadi tidak ada nelayan juga disini. Pantainya di
bawah tebing, untuk ke pantainya kalo dari parkiran harus jalan turun. Karena
kami g mau basah-basahan dan ini cuacanya g tentu kami hanya menikmati
pemandangan dari atas tebing. Subhanallah inilah kuasa Allah yang menciptakan
keindahan yang luar biasa…. “Mana nikmat
Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan” (QS. Ar Rahman)
Alhamdulillah
ke pantai sudah, saatnya shilaturahim ke salah satu teman suami (Niko namanya) di daerah Giritontro.
Teman yang dibangun dengan ukhuwah islamiyah dan cinta, yaitu cinta karena
Allah. Walaupun kenalnya hanya 1 semester saja saat di UNDIP tapi ukhuwahnya
masih terasa sampai sekarang. Mungkin karena suami dan Niko senasib harus
berjuang mencari tambahan biaya kuliah (dengan
berjualan pakaian di yang mereka tawarkan ke teman-teman kuliah mereka). Orang
tuanya pun sudah kami anggap seperti orang tua kami. Ketika mereka kangen
mereka menghubungi, dan minta untuk dikunjungi subhanallah ya….. (baru pertama
kali ini punya teman yang mengalahkan kedekatannya dengan keluarga sendiri).
Mungkin karena kami yang terdekat dan lebih longgar waktunya, karena Niko jauh
di Jakarta dan beliau jadi staff salah satu anggota DPR RI. Sebelum
shilaturahim kami tidak memberitahu karena ingin membuat surprise, kira-kira
perjalanan sekitar 10 menit lagi kami mengabari kalo kami mau mampir. Kami di
telp, ternyata yang menelpon Niko. Wuih Niko di rumah pasti tambah rame dong,
ada mb Ela (istri tercinta Niko) dan pasti ada Hilya (putri tersayang mereka
yang sekarang berumur 2 tahun). Ketika kami datang mereka sudah menyambut di
depan rumah dengan senyuman terindah mereka.. (mak nyes ini nich yang namanya
ukhuwah)… kami mengobrol kesana kemari… Ada beberapa obrolan kami yang melekat
di hatiku. Ketika bapaknya menasehati kami yang belum dikarunia anak, “Gpp mas
mbak yang sabar. Yang penting itu kita bahagia. Bahagia tidak hanya dengan
mempunyai anak”. Bapak Niko bercerita ada satu wanita yang selalu di ajak dalam
duka katanya. Hanya duka??? Lha sukanya??? Bapaknya merasa selama ini banyak
dukanya dibandingkan sukanya. Ujian yang begitu buanyak tidak menghalangi
mereka untuk selalu bahagia dan bersyukur walaupun dalam kesederhanaan. So
sweet…… (lagi-lagi hati ini serasa disiram air). Ketika kami disuruh makan,
kami masih kenyang karena sebelum kesitu kami makan dulu di jalan. Kami menolak
untuk makan, tanpa memaksa bapaknya menyuruh dengan halus dengan bercerita. Walaupun
sudah makan di jalan atau ada acara di kantor (beliau guru SMA), sampai rumah itu walaupun kenyang harus lapar
lagi karena di rumah ada masakan bidadari (cie
ibunya langsung senyum-senyum malu). Jadi bapaknya bilang kalo belum makan
masakan rumah belum puas subhanallah….berapa orang laki-laki yang seperti itu???
Yang sangat menghargai istrinya. Dan berapa orang wanita??? Yang meluangkan
waktunya untuk memasak demi suami tercinta, kebanyakan wanita yang super sibuk
hanya dengan membeli masakan instan merasa sudah terpenuhi kewajibannya padahal
setiap 1 butir nasi yang dimasak pahalanya luar biasa tentunya dengan perasaan
ikhlas. Subhanallah…inspiratifnya keluarga ini semoga kami bisa mencontoh
keluarga yang hebat ini, yang tidak menunjukkan beban di dalam hidupnya, selalu
bersemangat, yang lembut dalam menasehati, yang selalu tersenyum dalam
menghadapi ujian-Nya, yang selalu ada canda dan tawa dalam tangisnya, yang
selalu bersegera sholat ketika adzan berkumandang, yang selalu bersyukur dalam
kesederhanaan, yang selalu bersabar dan tawakal dengan ketentuan Allah SWT.
Terima kasih ya Allah kami sudah dipertemukan dengan keluarga yang luar biasa
ini, semoga ukhuwah kami tetep terjaga dan semoga kami bisa disatukan dalam
surga-Mu Ya Allah amin….
Alhamdulillah kami adzan maghrib sudah sampai rumah orang tua kami yang
ada di gunung. Hari ini kami mendapat charger yang full…semoga bisa kami bisa
memanfaatkan dengan sesuatu yang baik. Selanjutnya memanfaatkan libur yang
tinggal 3 hari (1 hari mengabdi di rumah mertua, 1 hari ke Jogja with my best
friend, 1 hari outbond remaja). Allahu Akbar!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)