Hari ini pelajarannya mengenai identitas diri dan keluarga,
sejauh mana anak-anak kelas 1 mengenal dirinya sendiri dan keluarga intinya.
Dengan ku awali memberikan contoh identitas diri dan keluarga yang ku gambarkan
di papan tulis. Anak-anak pun mulai paham dan bisa membuat identitas diri dan
keluarga mereka masing-masing. Saat ku cek satu per satu, ada satu anak yang
membuatku selalu penasaran dengannya. Sambil mengecek aku mengobrol ringan
dengan anak tersebut. Ku tanya kan satu per satu yang nama-nama yang dituliskan
di bukunya. Dengan sangat polosnya dia menceritakan keluarganya panjang lebar
kepadaku. Sambil menunjuk nama-nama saudaranya dia bercerita dengan semangat
“ini kakakku yang di Jakarta, ini yang sragen, ini yang di magelang…..”
Aku baru tau ternyata ayahnya sudah menikah sebanyak tiga
kali, setauku hanya dua kali. Istri yang pertama berada di Jakarta (kemungkinan
sudah pisah), anaknya tersebut memanggilnya dengan panggilan “tante”. Ketemunya
hanya pas liburan sekolah. Istri yang kedua berada di Sragen(sudah cerai), dia
memanggilnya dengan panggilan “mama” karena yang melahirkannya dan membesarkan
sampai TK. Aku pernah ketemu dengan mamanya sewaktu awal-awal masuk SD, beliau
menjenguk ke sekolah (karena memang sudah kesepakatan tidak menjenguk di
rumah). Kemudian istri ketiga berada di magelang, dia memanggilnya dengan
sebutan “ibu” karena masih menjadi istri ayahnya sampai sekarang walaupun
berada jauh di sana dan si anak tidak merasa dirawat oleh si ibu. Karena saat
aku tanya “yang paling kamu sayangi siapa mas?. Dia menjawab “yang ada di
Jakarta dan Sragen ust, karena mereka yang sudah merawatku. Kalo yang di
magelang belum pernah merawatku”.
Saat ku tanya semakin detail dia mau meneteskan air matanya.
Tapi karena dia anak yang kuat dan hebat dia berusaha menahan air matanya
keluar sambil mengusap-usap matanya. Aku salut dengan kekuatan hatinya, saat
ini dia tinggal bersama ayahnya dan keluarga budhenya. Sungguh backup keluarga
yang luar biasa sehingga dia tetap tegar menghadapi masalah yang harus diterima
walaupun dia masih kecil. Setelah mendengar ceritanya aku langsung bilang
“ Mas, nanti kalo kamu udah besar jangan seperti ayahmu ya…kalo punya istri cukup 1 aja ya”
Tanpa berkata apa-apa dia menganggukan kepala tanda
mengiyakan, aku g tau dia paham maksudku atau tidak. Karena dia hanya seorang
murid kelas 1 SD yang polos… semoga pesanku itu bisa membekas di dalam hatinya
dan mengingatkan sampai dewasa nanti.
Keluarga yang broken home memang yang tragis adalah nasib
anaknya, orang tuanya tidak pernah memikirkan perasaan anaknya hanya
mementingkan dirinya. Kebanyakan anak dari keluarga broken home mereka dari
tingkah lakunya susah di atur karena kekurangan kasih sayang. Seharusnya
keluarga besarlah yang mengbackup semua supaya anak bisa tumbuh dengan
semestinya dan tanpa kekurangan kasih sayang.
Anak didikku ini memang kemandiriannya teruji, saat dia
sakit selama 1 minggu di rumah ibunya tidak merawatnya karena ibunya punya anak
kecil yang g bisa ditinggal dan takut ketularan juga (sakit cacar air). Jadi
yang merawatnya ayah dan keluarga budhenya. Budhenya bercerita saat semua pada masuk
kerja, dia hanya di rumah sendirian karena di rumah tidak ada pembantu adanya
hanya orang yang menyeterika itupun datangnya jam 10an setelah selesai pulang.
Dia juga bisa menggoreng telur sendiri kalo tidak ada lauk.
Saat sakit dia juga manfaatkan untuk belajar. Jangan salah setiap aku tanya
“belajar sama siapa?”. Dia bilangnya “belajar sendiri ust..”. subhanallah,
jarang-jarang ada anak seperti ini. Banyak masalah yang seharusnya belum dia
tahu tapi dia bisa kuat dan tegar…
Ya Allah berilah dia kesabaran dan ketegaran dalam menjalani
kehidupannya. Dia masih sangat dini untuk tahu semua masalah dalam keluarganya,
kuatkan dia ya Allah. Semoga kelak dia menjadi anak yang sholeh, berbakti
kepada orang tuanya (termasuk ibu tirinya dan istri pertama ayahnya). Kuatkan
hatinya ya Allah dan semoga selalu istiqomah di jalanMu.. Berilah kemudahan
ilmu padanya ya Allah, semoga kelak dia menjadi orang yang sukses dan
bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa… amin….
I love u nak…..
0 comments:
Posting Komentar