Blogger Widgets

Jumat, 11 September 2015

Kelas 1 itu menyenangkan

Alhamdulillah tahun pelajaran tahun ini di amanahi di kelas 1 lagi. Senang sedih itu itu tergantung ketika dalam menghadapinya, bagiku di kelas 1 merupakan tantangan yang luar biasa dimana kita harus mengkondisikan anak-anak dari TK menuju SD. di awal-awal masih banyak yang harus dikondisikan,  belum bisa ditinggal orang tuanya, masih menangis, harus tarik menarik, masih seperti anak TK, dll. itulah bahagianya di kelas 1. Bagi sebagian teman guru, di kelas 1 itu merupakan beban tersendiri karena memang jadi guru kelas 1 g bisa kemana-mana harus standby di kelas mengawasi. Berat???? itu dulu yang kurasakan ketika pertama kali di kelas 1. Sekarang???? alhamdulillah sudah bahagia di kelas 1. Walaupun kadang ada yang eek di celana, pipis di celana...itung-itung belajar menjadi seorang ibu ^_~. Pokoknya disyukuri dan dinikmati saja.....


Kamis, 05 Maret 2015

Kuatkan Hatimu Nak.....




Hari ini pelajarannya mengenai identitas diri dan keluarga, sejauh mana anak-anak kelas 1 mengenal dirinya sendiri dan keluarga intinya. Dengan ku awali memberikan contoh identitas diri dan keluarga yang ku gambarkan di papan tulis. Anak-anak pun mulai paham dan bisa membuat identitas diri dan keluarga mereka masing-masing. Saat ku cek satu per satu, ada satu anak yang membuatku selalu penasaran dengannya. Sambil mengecek aku mengobrol ringan dengan anak tersebut. Ku tanya kan satu per satu yang nama-nama yang dituliskan di bukunya. Dengan sangat polosnya dia menceritakan keluarganya panjang lebar kepadaku. Sambil menunjuk nama-nama saudaranya dia bercerita dengan semangat

“ini kakakku yang di Jakarta, ini yang sragen, ini yang di magelang…..”

Aku baru tau ternyata ayahnya sudah menikah sebanyak tiga kali, setauku hanya dua kali. Istri yang pertama berada di Jakarta (kemungkinan sudah pisah), anaknya tersebut memanggilnya dengan panggilan “tante”. Ketemunya hanya pas liburan sekolah. Istri yang kedua berada di Sragen(sudah cerai), dia memanggilnya dengan panggilan “mama” karena yang melahirkannya dan membesarkan sampai TK. Aku pernah ketemu dengan mamanya sewaktu awal-awal masuk SD, beliau menjenguk ke sekolah (karena memang sudah kesepakatan tidak menjenguk di rumah). Kemudian istri ketiga berada di magelang, dia memanggilnya dengan sebutan “ibu” karena masih menjadi istri ayahnya sampai sekarang walaupun berada jauh di sana dan si anak tidak merasa dirawat oleh si ibu. Karena saat aku tanya “yang paling kamu sayangi siapa mas?. Dia menjawab “yang ada di Jakarta dan Sragen ust, karena mereka yang sudah merawatku. Kalo yang di magelang belum pernah merawatku”.

Saat ku tanya semakin detail dia mau meneteskan air matanya. Tapi karena dia anak yang kuat dan hebat dia berusaha menahan air matanya keluar sambil mengusap-usap matanya. Aku salut dengan kekuatan hatinya, saat ini dia tinggal bersama ayahnya dan keluarga budhenya. Sungguh backup keluarga yang luar biasa sehingga dia tetap tegar menghadapi masalah yang harus diterima walaupun dia masih kecil. Setelah mendengar ceritanya aku langsung bilang

“ Mas, nanti kalo kamu udah besar jangan seperti ayahmu ya…kalo punya istri cukup 1 aja ya”

Tanpa berkata apa-apa dia menganggukan kepala tanda mengiyakan, aku g tau dia paham maksudku atau tidak. Karena dia hanya seorang murid kelas 1 SD yang polos… semoga pesanku itu bisa membekas di dalam hatinya dan mengingatkan sampai dewasa nanti.

Keluarga yang broken home memang yang tragis adalah nasib anaknya, orang tuanya tidak pernah memikirkan perasaan anaknya hanya mementingkan dirinya. Kebanyakan anak dari keluarga broken home mereka dari tingkah lakunya susah di atur karena kekurangan kasih sayang. Seharusnya keluarga besarlah yang mengbackup semua supaya anak bisa tumbuh dengan semestinya dan tanpa kekurangan kasih sayang.
Anak didikku ini memang kemandiriannya teruji, saat dia sakit selama 1 minggu di rumah ibunya tidak merawatnya karena ibunya punya anak kecil yang g bisa ditinggal dan takut ketularan juga (sakit cacar air). Jadi yang merawatnya ayah dan keluarga budhenya. Budhenya bercerita saat semua pada masuk kerja, dia hanya di rumah sendirian karena di rumah tidak ada pembantu adanya hanya orang yang menyeterika itupun datangnya jam 10an setelah selesai pulang. 

Dia juga bisa menggoreng telur sendiri kalo tidak ada lauk. Saat sakit dia juga manfaatkan untuk belajar. Jangan salah setiap aku tanya “belajar sama siapa?”. Dia bilangnya “belajar sendiri ust..”. subhanallah, jarang-jarang ada anak seperti ini. Banyak masalah yang seharusnya belum dia tahu tapi dia bisa kuat dan tegar…

Ya Allah berilah dia kesabaran dan ketegaran dalam menjalani kehidupannya. Dia masih sangat dini untuk tahu semua masalah dalam keluarganya, kuatkan dia ya Allah. Semoga kelak dia menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tuanya (termasuk ibu tirinya dan istri pertama ayahnya). Kuatkan hatinya ya Allah dan semoga selalu istiqomah di jalanMu.. Berilah kemudahan ilmu padanya ya Allah, semoga kelak dia menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa… amin….
I love u nak…..

Rabu, 25 Februari 2015

Permen Penertib Sholat

Permen penertib sholat??? emang ada ya????
Anak-anak kelas 1 ketika sholat baru mengkondisikan aja luar biasa hebohnya ada yang tendang-tendangan, ada yang menjahili temannya, ada yang asyik mainan dengan temannya, dan lain sebagainya... Apalagi ketika sholat, bisa-bisanya pas sholat ada yang nangis karena di injak kaki sama temannya. waduh.......harus cari akal biar anak-anak jadi tertib sholat. Ketika di loker ada permen, aha......ada ide...
"teman-teman akan ustadzah pilih 2 siswa yang terbaik dalam sholat. nanti akan ustadzah kasih permen"
Nah, dengan jurus permen akhirnya banyak juga yang tertib, tapi tetep aja ada beberapa anak spesial yang sampai saat ini sholatnya tidak pernah tertib... tapi masih bisa di kendalikan.....
Kadang aku lupa menyiapkan permen untuk anak-anak, karena ada yang sangat kreatif kadang ada yang tiba-tiba mendekati ku
"ustadzah, ini ada permen buat yang tertib"
subhanallah bisa-bisanya anak ini menyiapkan hadiah untuk temannya. tapi yang ngasih seperti ini dia yang jarang dapat hadiah jadi intinya dia pengen dapat hadiah tapi udah menyediakan sendiri hehehehehe

Inspirasi Pagi



Jadi tambah semangat nich, setelah baca pengalaman seorang Peneliti Pasar yang rela cuti demi ikut Kelas Inspirasi (Anies Baswedan)..... mereka hanya mengajar 1 hari di SD persiapannya luar biasa.... ini comment yang membuat aku ketawa hehehehe....
Pengalaman kelas inspirasi ini mengubah pandangan gua terhadap guru SD. Gua tau ngajar anak kecil susah, tapi gua ga pernah bayangin sesusah hari ini. Gua dan temen-temen lainnya mungkin cuma sehari, tapi guru SDnya kan tiap hari, dan mereka masih hidup. Sakti!
Dan yang paling membuat aku semangat mengajar hari ini adalah surat Anies Baswedan yang ditujukan kepada peserta Kelas Inspirasi sebelum mereka terjun ke SD.... Ini isi suratnya
Saya menulis surat ini untuk menegaskan apresiasi kita semua atas kesediaan Anda menjadi sumber inspirasi besok.
Saat briefing beberapa waktu yang lalu, kita bertemu dengan begitu banyak teman baru. Besok, saat Anda mendatangi sekolah, boleh jadi Anda merasa belum kenal dekat teman-teman yang bertugas bersama di sekolah itu. Tapi saya yakin bahwa sesungguhnya kita semua sudah sangat saling kenal. Anda dan teman-teman semua yang hadir di SD itu adalah anak-anak negeri yang di hatinya mengakar rasa cinta yg luar biasa kepada Indonesia kita.


Anda menyatakan siap ambil cuti, mau jadi guru sehari. Anda siap untuk repot-repot karena cintanya kepada bangsa ini.


Profesi bisa lain, sektor boleh beda tapi cinta kita kepada bangsa ini sama-sama dalam, tulus dan sepenuh hati. Itulah kesamaan identitas kita semua. Itulah kesamaan para pengajar Kelas Inspirasi ini. Cinta bangsa itulah yang membawa Anda pilih turun tangan, ikut mewarnai masa depan.


Besok Anda akan mengajar. Anda bersiap menyongsong anak-anak SD itu dan mereka pun menanti kedatangan Anda.


Datangi mereka dengan hati dan sepenuh hati. Peragakan cara Anda meraih keberhasilan, tunjukkan bahwa integritas, kompetensi, kerja keras, ketangguhan dan kemandirian adalah resep yang powerful. Izinkan mereka terpana, ajak mereka bermimpi, lepaskan imajinasi itu melangit, biarkan mata mereka berbinar melihat Anda dan mendengar cerita Anda.
Ya, secara fisik Anda cuma beberapa jam di sekolah itu, tetapi inspirasi yang Anda tanamkan bisa hidup amat lama, bisa tumbuh amat kuat. Anda datang dengan hati, dan merekapun akan menerima Anda dengan hati. Kehadiran dengan hati itu sungguh dahsyat efeknya. Anda bisa menginspirasi mereka, yang efeknya amat panjang. Biarkan cerita Anda, wajah Anda, ketulusan Anda dan semangat Anda jadi bagian dari narasi mimpi mereka.


Semoga, suatu saat kelak, mereka jadi seseorang dan bercerita bahwa inspirasinya tumbuh saat Anda, kakak sebangsanya, datang ke sekolahnya. Biarkan mereka menyimpan cerita Anda sebagai bagian dari semangat memenangkan masa depannya.


Anak-anak memang perlu dirangsang untuk menerbangkan mimpinya amat tinggi, lalu lewat kerja keras yang cerdas dan doa yang tulus mereka diajak untuk -bukan cuma meraih mimpi- tapi diajak untuk melampaui mimpinya. Ya, ajaklah mereka untuk melampaui mimpinya...  
Anda -dan para guru di SD itu- akan bisa berkata kepada diri sendiri bahwa Anda bukan bagian dari yang menggerogoti bangsa apalagi merusak tatanan masa depan. Anda dan semua guru SD itu adalah bagian dari yang ikut menanamkan bibit masa depan yang lebih baik. Sekecil apapun bibit yang Anda rasa telah ditanamkan, ia bisa tumbuh amat besar dan melampaui dugaan kita.


Selamat bertugas, selamat menanamkan bibit semangat, selamat menumbuhkan mimpi. Pada anak-anak SD itu ada pantulan wajah masa depan Indonesia kita. Besok Anda akan jadi saksi awal dan jadi pewarna atas potret masa depan negeri kita. Di depan ruang kelas itu, setiap menit, setiap gerak dan setiap tutur Anda adalah pewarna masa depan itu. Warnailah masa depan itu dengan kecemerlangan.


Sekali lagi, selamat menginspirasi dan sampai jumpa dalam pertemuan hari Sabtu depan.


Salam hangat,
Anies Baswedan
Gimana sangat super kan??????? sebuah motivasi yang sangat luar biasa dimana kita harus selalu menanamkan bibit semangat dan menumbuhkan mimpi pada anak-anak. Walaupun mereka ada yang pendiam dan tidak sedikit yang buandel, ya wajar anak SD.... mereka yang nantinya jadi orang-orang sukses....SEMANGAT MENGAJAR!!!! 

Selasa, 24 Februari 2015

Ketika Jilbab Lebarmu Mencetak Lekuk Tubuhmu

Seorang sahabat Muslimah menceritakan, di sebuah majelis ia bertemu ummahat dan sedikit berbincang soal jilbab alias kerudung. Sampai akhirnya beliau bertanya,”Dek, kamu suka pakai jilbab langsungan?”
Yang ia maksud dengan jilbab langsungan adalah kerudung bergo atau kerudung instan yang bisa langsung dipakai.
“Kadang, Mbak. Ganti-ganti, kenapa memangnya?”
“Mending pakai kerudung segi empat macam gini. Coba lihat ibu yang pakai jilbab ungu itu…,” beliau mulai menunjuk punggung seorang wanita berkerudung lebar sepaha tapi kemungkinan berbahan spandex atau jersey.
“Oh…, nyeplak ya mbak?”
“Iya, saya sampai risih, Dek… Lihat, BH-nya sampai kelihatan banget, kan?”
“Iya sih, Mbak. Dulu sampai ada yang melarang akhwat pakai jersey atau spandex keluar rumah.”
“Memang, mending pakai segi empat dan bahan yang aman. Ya daripada pakai jilbab lebar dengan harapan aman, tapi malah memperlihatlan lekuk tubuh gitu..”
Dan memang sahabat Muslimah itu mengamati beberapa akhwat dengan kerudung model bergo tapi bahannya memperlihatkan lekuk tubuh hingga seperti ‘tanpa jilbab dan baju’.
Dalam kitab Jilbab Mar’ah Muslimah disebutkan bahwa jilbab disyaratkan harus terbuat dari kain yang tebal, sebab yang namanya menutup tidak akan terwujud, kecuali dengan bahan penutup yang tebal. Adapun bila kain penutup tadi tipis, maka hanya akan menambah daya tarik bagi si wanita yang mengenakannya atau malah menjadi perhiasan baginya.
Berkenaan hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menubuwahkan, “Pada akhir zaman nanti akan ada wanita-wanita dari kalanganumatku yang berpakaian, namun pada hakekatnya mereka telanjang.”
“Yang dimaksud oleh Nabi,” terang Ibnu Abdil Barr, “Adalah para wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup atau menyembunyikan tubuh yang  sebenarnya. Mereka itu berpakaian, namun pada hakekatnya masih telanjang.”
Khalifah Umar bin Al Khathab pernah membagikan baju qibthiyah dari Mesir  kepada orang-orang, kemudian berkata, “Jangan kalian pakaikan baju-baju ini kepada istri-istri kalian!”
Namun ada salah seorang yang menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, saya telah memakaikannya kepada istri saya, dan telah aku pandangi dari arah muka maupun belakang, yang ternyata pakaian tadi tidaklah tergolong pakaian tipis.”
Maka Umar menjawab, “Sekalipun tidak tipis, namun pakaian itu tetap menggambarkan (lekuk tubuh).”
Dalam sebuah atsar disebutkan, Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar mengunjungi Aisyah dengan mengenakan kerudung tipis yang masih menggambarkan keningnya. Lalu, Aisyah pun merobek kerudung yang dia pakai sambil berkata, “Apakah kau tidak tahu ayat yang telah diturunkan oleh Allah di dalam surat An-Nur?”
Kemudian ‘Aisyah mengambilkan kerudung lain yang tebal, lalu dipakaikan kepada keponakannya itu.

http://www.fimadani.com/ketika-jilbab-lebarmu-mencetak-lekuk-tubuhmu/

Jumat, 02 Januari 2015

Selalu ada wisata hati dalam perjalanan kami

Libur semesteran ini membuat kami tambah semangat, karena apa??? Liburnya tumben banyak bingit. Pekan pertama udah libur 2 hari dan di pekan kedua liburan ada 5 hari menanti untuk dimanfaatkan. Pekan pertama udah gagal untuk jalan bersama suami tercinta. Pekan kedua g boleh gagal. Tempat liburan belum terbersit di benak kami, kami masih bingung jalan-jalan ke mana ya yang dekat tapi tetap ada shilaturahimnya dan sorenya bisa pulang ke rumah. Karena beberapa tempat terdekat sudah kami kunjungi, pengennya sich tempat yang belum pernah dikunjungi (sok menjelajah gitu J).
Alhamdulillah pagi yang cerah menyambut (tepatnya 1 Januari 2015), sesegar senyum kami yang akan jalan berdua (ehm ehm cie cie…). Jam sudah menunjukkan jam 8 kami belum juga menemukan ide mau kemana, setelah usul ini itu akhirnya kami putuskan untuk ke daerah selatan yaitu daerah Wonogiri. Bismillah kami berangkat ke Wonogiri, di jalan masih bertanya-tanya dan berunding seru “MAU KEMANA KITA???”. Di jalan kita liat kanan kiri, liat petunjuk arah barangkali ada tempat yang mengasyikkan kita akan pergi kesana. Sampai di bendungan yang terkenal yaitu “Waduk Gajah Mungkur” kita lewati begitu saja, g minat blas. Kita jalan terus….eit kok di petunjuk arah ada tulisan gua apa gitu, karena hanya baca sekilas dan jalan satu arah… akhirnya kami terus lagi nyari lagi barangkali ada tempat yang menarik di hati kami.
Tepat mendekati lampu merah ada petunjuk arah menuju pantai (ternyata di Wonogiri ada pantai ya baru tau hehehehe) karena penasaran kita putuskan untuk ke pantai. Di petunjuk arah ada 3 pantai, semuanya asing menurut kami. Alhamdulillahnya arah pantainya hanya 1 arah mungkin pantainya saling berdekatan. Dengan penuh semangat dan senyum yang lebar, kita langsung meluncur ke pantai. Akhirnya kami menemukan tujuan juga hehehehehe. Dalam perjalanan ada yang membuat hati kita tertarik, di pinggir jalan banyak kotak-kotak berjajar “ISINYA APA ITU YA???” loh kok ada lebah beterbangan banyak di sekitar kotak. Kami pun berhenti dan bertanya kepada pemilik kotak-kotak itu. “Pak, baru ngapain?” Tanya kami dengan wajah yang polos. “Ini ternak lebah mas, saya baru memberi makan lebah-lebah ini karena ini belum musimnya bunga” kata si bapak. Waw…ilmu mahal nich di jurusan peternakan pun g ada ilmu perlebahan, kita pun tidak menyia-nyiakan untuk bertanya-tanya. Si bapak kelahirannya Wonogiri tapi tinggalnya di Kendal. Nah, si bapak tidak hanya ternak lebah saja di situ dia juga jualan madu harganya botol yang kecil 50ribu dan yang 1 botol besar seharga 100ribu. Si bapak selalu bertualang kadang ke jawa timur kadang ke jawa barat dan tidak merasa berat untuk membawa kotak ternak-ternaknya. Kotaknya banyak lo, mungkin 20an kotak ada. Dan di dalam 1 kotak lebahnya buanyak banget. Bapaknya dengan sabar menjelaskan pada kami, sambil menunjukkan lebah-lebahnya. Kami dikasih tau mana yang namanya Propolis dan Royal Jelly (kami sering mengkonsumsi propolis dalam bentuk cair, ternyata aslinya Propolis dan Royal Jelly itu padat). Kami juga di kasih tau juga raja dan ratunya lebah (raja dan ratunya gagah dan cantik hehehehe). Kami di rumah juga punya lebah tapi hanya di kayu yang di belah tanpa kita beri makan, biasanya lebahnya kan cari makan sendiri. Ternyata saat tidak ada bunga di sekitarnya, lebah harus di beri makan, makanannya gula pasir. Di beri makan supaya lebah-lebahnya tidak mati (ya iyalah manusia aja kalo g makan bisa mati). Makanya madu asli ada yang agak pahit dan ada juga yang manis itu karena tergantung yang di makan si lebah. Seperti kehidupan kita kalo makanan yang kita makan tidak halal itu juga akan berpengaruh kepada perilaku kita. Kenapa begitu penasarannya kepada lebah?? Why?? Karena lebah menghasilkan madu yang insya Allah bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Karena begitu istimewanya salah satu surat di dalam al Qur’an pun ada yang dengan nama lebah (An Nahl). Setelah kami merasa cukup kami pamit, dan kami pun tertarik untuk ternak lebah seperti si bapak. Si bapak ternyata merespon dengan baik, kalau ingin ternak bapaknya siap untuk menjadi tutornya (TOP BGT kan???). Mudah-mudahan ada kesempatan untuk bertemu dan berkunjung lagi serta belajar lebih banyak lagi. Sambil meninggalkan si bapak, sambil tersenyum bahagia dalam hati kami berdoa “semoga si bapak selalu di beri kesehatan dan dimudahkan rezekinya” amin….
Kami melanjutkan perjalanan menuju pantai, berdasarkan arahan si bapak arah pantai sekitar 20 km. Sambil membeli minum dan camilan kita pun bertanya-tanya tentang arah pantai. Ketika di tanya “Pantai yang mana mb?”. Dengan wajah polos ku jawab “Pantai apa ya pak, kami lupa namanya” (sambil senyum kecut sekecut jeruk) bolak balik kami asing dengan nama pantainya jadi setiap liat tulisan arah pantai dan ditinggal ngobrol nama pantai nya lupa lagi. Dengan PDnya bertanya lagi “Em..pantai yang dekat sini pak? Kira-kira masih berapa km pak?”. Alhamdulillah dengan baiknya bapaknya mengarahkan kalo di situ ada 2 pantai, dan dikasih saran juga kalo yang paling lumayan bagus yang mana. Dari bertanya-tanya tadi kita putuskan ke pantai yang di sarankan yaitu PANTAI NAMPU. Setelah melewati jalan halus…jalan rusak….jalan agak halus….naik turun belok…jalan rusak…naik turun belok…jalan halus…jalan agak rusak (kami tidak bertanya-tanya lagi karena di jalan mendekati pantai banyak anak-anak Bantara yang mengarahkan kami). Hebat ya, yang lainnya aja pada berlibur mereka dengan kerelaan hati dan berpanas-panasan membantu orang-orang yang berlibur. Kita melewati tebing-tebing berbatu dan rumah-rumah yang suangat sederhana. Sederhana disini bukan sederhana di desa atau kota kita. Miris rasanya melihat kondisi perkampungan menuju pantai. Perkampungan satu dengan yang lain jaraknya pun jauh. Semakin mendekati pantai perkampungannya semakin sederhana. Satu kampung yang satu kampung dengan pantai, kondisinya memprihatinkan. Rumah-rumah tipenya pendek dan temboknya pun bukan tembok yang kuat dan kokoh tapi hanya dari asbes yang dipaku. Jadi tinggi rumah kebanyakan hanya setinggi asbes. Asbes kalo di tempat kita biasanya buat atap di teras. Ada satu dua rumah yang sudah di tembok itupun batanya masih kelihatan belum di lepo (bahasa jawa). Jadi satu dusun itu aku belum menjumpai satu rumah pun yang ada warnanya alias di cat. Ya Allah lagi-lagi di sini hatiku tersentuh sungguh beruntungnya, walaupun aku juga tinggal di desa tapi untuk akses kemana-mana aku mudah. Kalo butuh apa-apa juga bisa mencari dengan mudah. Ini warung kecil aja aku g tau dimana. Ekonomi mereka juga tingkat bawah, kebanyakan petani tapi lahan yang mereka tanami pun kurang menguntungkan karena lahannya yang bebatuan, tanaman tidak subur. Untuk pendidikan Sekolah Dasar aja jaraknya juga jauh. Apalagi SMP nya???? Entah dimana…mungkin dari segi pendidikan mereka juga kurang. Karena di pantainya sepertinya g ada mushola kami sholat ke masjid di dusun terdekat. Pertama yang kami tuju kamar mandi, gayungnya bukan gayung seperti halnya kita di rumah tapi hanya batok yang itupun sompil. Airnya harus ambil di tempat wudhu. Kondisinya tidak terurus. Ketika masuk ke masjid aku agak shok, hai ini tempat wisata kok masjidnya kayak gini???? Dalam masjid kuotor…ada 2 karpet yang di gelar sepertinya jarang dipakai karena kotor kami harus membersihkan sebelum sholat. Ketika ambil sajadah, waw…banyak nyamuk-nyamuk pada beterbangan. Ketika lihat mimbarnya, mimbar sudah tua mungkin karena tidak punya biaya untuk mengecat mimbarnya hanya di bungkus dengan kain (kalo di tempatku kain serbet yang buat jagong). Ketika kami memegang kursi dan mimbar, waw….debunya tebal banget mungkin masjid ini jarang dipakai. Sholat jum’at pun kayaknya juga jarang. Tambah miris lagi ada dua orang pemuda yang juga ke masjid itu, dia bilang sama rombongannya mau sholat. Ternyata hanya numpang ke kamar mandi lalu pergi astaghfirullah……… semoga suatu saat dusun ini bisa berubah lebih baik. Walaupun dusun ini membuat aku ngelus dodo terus, di balik dusunnya ternyata menyimpan sebuah pemandangan yang sungguh menakjubkan. Pantai yang indah menyegarkan mata kami yang memandang, udaranya sejuk seolah menghapuskan kelelahan kami di perjalanan. Di pantai Nampu ada dua bagian, yang bagian pertama pantainya panjang dan sempit ini yang paling banyak dikunjungi, bagian yang kedua berupa cekungan pantainya agak lebar dikit tapi pendek yang di sini hanya sedikit orangnya. Di sini g ada perahu karena tempatnya tidak memungkinkan jadi tidak ada nelayan juga disini. Pantainya di bawah tebing, untuk ke pantainya kalo dari parkiran harus jalan turun. Karena kami g mau basah-basahan dan ini cuacanya g tentu kami hanya menikmati pemandangan dari atas tebing. Subhanallah inilah kuasa Allah yang menciptakan keindahan yang luar biasa….  “Mana nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan” (QS. Ar Rahman)
Alhamdulillah ke pantai sudah, saatnya shilaturahim ke salah satu teman suami (Niko namanya) di daerah Giritontro. Teman yang dibangun dengan ukhuwah islamiyah dan cinta, yaitu cinta karena Allah. Walaupun kenalnya hanya 1 semester saja saat di UNDIP tapi ukhuwahnya masih terasa sampai sekarang. Mungkin karena suami dan Niko senasib harus berjuang mencari tambahan biaya kuliah (dengan berjualan pakaian di yang mereka tawarkan ke teman-teman kuliah mereka). Orang tuanya pun sudah kami anggap seperti orang tua kami. Ketika mereka kangen mereka menghubungi, dan minta untuk dikunjungi subhanallah ya….. (baru pertama kali ini punya teman yang mengalahkan kedekatannya dengan keluarga sendiri). Mungkin karena kami yang terdekat dan lebih longgar waktunya, karena Niko jauh di Jakarta dan beliau jadi staff salah satu anggota DPR RI. Sebelum shilaturahim kami tidak memberitahu karena ingin membuat surprise, kira-kira perjalanan sekitar 10 menit lagi kami mengabari kalo kami mau mampir. Kami di telp, ternyata yang menelpon Niko. Wuih Niko di rumah pasti tambah rame dong, ada mb Ela (istri tercinta Niko) dan pasti ada Hilya (putri tersayang mereka yang sekarang berumur 2 tahun). Ketika kami datang mereka sudah menyambut di depan rumah dengan senyuman terindah mereka.. (mak nyes ini nich yang namanya ukhuwah)… kami mengobrol kesana kemari… Ada beberapa obrolan kami yang melekat di hatiku. Ketika bapaknya menasehati kami yang belum dikarunia anak, “Gpp mas mbak yang sabar. Yang penting itu kita bahagia. Bahagia tidak hanya dengan mempunyai anak”. Bapak Niko bercerita ada satu wanita yang selalu di ajak dalam duka katanya. Hanya duka??? Lha sukanya??? Bapaknya merasa selama ini banyak dukanya dibandingkan sukanya. Ujian yang begitu buanyak tidak menghalangi mereka untuk selalu bahagia dan bersyukur walaupun dalam kesederhanaan. So sweet…… (lagi-lagi hati ini serasa disiram air). Ketika kami disuruh makan, kami masih kenyang karena sebelum kesitu kami makan dulu di jalan. Kami menolak untuk makan, tanpa memaksa bapaknya menyuruh dengan halus dengan bercerita. Walaupun sudah makan di jalan atau ada acara di kantor (beliau guru SMA), sampai rumah itu walaupun kenyang harus lapar lagi karena di rumah ada masakan bidadari (cie ibunya langsung senyum-senyum malu). Jadi bapaknya bilang kalo belum makan masakan rumah belum puas subhanallah….berapa orang laki-laki yang seperti itu??? Yang sangat menghargai istrinya. Dan berapa orang wanita??? Yang meluangkan waktunya untuk memasak demi suami tercinta, kebanyakan wanita yang super sibuk hanya dengan membeli masakan instan merasa sudah terpenuhi kewajibannya padahal setiap 1 butir nasi yang dimasak pahalanya luar biasa tentunya dengan perasaan ikhlas. Subhanallah…inspiratifnya keluarga ini semoga kami bisa mencontoh keluarga yang hebat ini, yang tidak menunjukkan beban di dalam hidupnya, selalu bersemangat, yang lembut dalam menasehati, yang selalu tersenyum dalam menghadapi ujian-Nya, yang selalu ada canda dan tawa dalam tangisnya, yang selalu bersegera sholat ketika adzan berkumandang, yang selalu bersyukur dalam kesederhanaan, yang selalu bersabar dan tawakal dengan ketentuan Allah SWT. Terima kasih ya Allah kami sudah dipertemukan dengan keluarga yang luar biasa ini, semoga ukhuwah kami tetep terjaga dan semoga kami bisa disatukan dalam surga-Mu Ya Allah amin….
Alhamdulillah kami adzan maghrib sudah sampai rumah orang tua kami yang ada di gunung. Hari ini kami mendapat charger yang full…semoga bisa kami bisa memanfaatkan dengan sesuatu yang baik. Selanjutnya memanfaatkan libur yang tinggal 3 hari (1 hari mengabdi di rumah mertua, 1 hari ke Jogja with my best friend, 1 hari outbond remaja). Allahu Akbar!!!!