Blogger Widgets

Kamis, 29 Maret 2012

Ice Breaking


icebreaking

Permainan-permainan sederhana seperti bertepuk tangan dengan berbagai variasi adalah salah satu cara yang sering digunakan guru (instruktur) untuk menarik perhatian siswa didik. Guru berteriak di depan kelas tentu bukan jamannya lagi. Memanfaatkan seluruh jalur yang digunakan si anak untuk menangkap informasi, seperti: pendengaran, penglihatan, dan gerakan, adalah langkah yang paling efektif. Berbagai gerakan bisa kita ciptakan sendiri. Seperti ini misalnya.
1. Meminta Perhatian
Guru bertanya kepada siswa “Are you ready?”
Siswa membalasnya dengan meragakan gerakan menekuk tangan kiri dan menariknya ke belakang sambil meneriakkan kata “Yes”. Dan gerakan yang sama untuk tangan kanan. Berikutnya, melompat setinggi mungkin sambil berteriak “I’m ready”
2. Bermain dalam Lingkaran
Siswa membentuk lingkaran. Siswa berjalan mengelilingi lingkaran sambil menyanyikan sebuah lagu. Jika guru memberi aba-aba, 4 kelompok. Maka setiap siswa harus segera mencari teman sampai terkumpul 4 orang. Yang tidak mendapatkan kelompok (kurang atau lebih) dapat diberi konsekuensi, berupa menyanyi, menari, berpuisi, dan lain-lain. Permainan dilanjutkan dengan perintah yang berbeda-beda, bisa 3, 2, 6 kelompok, dan seterusnya.
3. Hitam dan Hijau
Siswa dibagi menjadi 2 baris. Beri nama untuk masing-masing baris. Misalnya satu baris bernama Hitam, lainnya Hijau. Anak-anak berdiri berhadapan dengan lawan mereka. Minta mereka mengingat nama teman yang ada di hadapannya. Jika guru menyebut baris Hitam, maka anak yang berada di dalam barisan hitam harus berlari dan sebaliknya anak yang berada di dalam barisan hijau harus mengejar teman yang ada di depannya tadi. Berikutnya, jika guru meniupkan bunyi pluit 3 kali maka semua anak harus diam menjadi patung. Pluit berbunyi satu kali maka semua anak dapat melanjutkan berlari. Dan pluit panjang semua anak harus kembali ke barisan mereka masing-masing. Kelompok yang menang adalah yang berhasil menangkap kawannya. Untuk menangkap kawan cukup ditepuk saja. Untuk kelompok yang kalah seperti biasa ada konsekuensinya.
4. Rubah, Pemburu, dan Banjir
Bagi setiap siswa ke dalam 3 kelompok. 3 kelompok itu terdiri dari 2 anak menjadi pohon dan satu anak menjadi rubah. Minta 2 anak yang menjadi pohon untuk meletakkan tangan mereka di bahu masing-masing kawannya sehingga kedua tangan sejajar dan bertemu. Anak yang menjadi rubah berjongkok di bawah tangan yang berfungsi sebagai pohon.
Jika guru memberi perintah “Pemburu” maka setiap anak yang menjadi rubah harus berlari dan mencari pohon lain. Pohon tetap diam di tempat.
Pohon harus bergeser dan mencari rubah yang baru jika guru memberi perintah “banjir”. Rubah tetap diam di tempat.
Yang ketiga, jika guru memerintahkan kata “Rubah” maka salah satu anak yang menjadi pohon di setiap kelompok hars berganti posisi dengan rubah.
5. Sumo
Bagi siswa menjadi 2 baris. Anak-anak berada dalam posisi kuda-kuda dengan kedua kaki ditekuk. Jika pluit berbunyi satu kali minta anak-anak melangkahkan kaki kanan ke depan dengan bergaya seperti sumo ketika hendak bergulat sambil meneriakkan kata “Ha”. Pluit kedua berbunyi melangkahkan kaki kiri ke muka dengan meneriakkan “Tji”. Terakhir tarik tangan kanan ke hadapan kuda-kuda sampai menyentuh lantai dan teriakan “Ki”. Terakhir, minta anak-anak maju dan saling memegang bahu kanan kawannya. Sebelumnya beritahu mereka bahwa mereka boleh mendorong kawannya sampai di batas akhir baris. Namun sebelumnya peringatkan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh melukai kawannya. Latihan ini hanya dimaksudkan untuk melihat bagaimana setiap anak merespon dirinya dalam sebuah situasi.
(Sebaiknya diberikan untuk anak-anak di usia yang lebih besar)
Latihan dan permainan di atas adalah beberapa yang saya ingat. Bapak Ibu guru dapat menerapkan dan memilah permainan yang dirasa cocok untuk diterapkan pada siswa didik Anda.

0 comments:

Posting Komentar